TEKNIK PENGAMBILAN
SAMPEL AIR
1
TUJUAN
Mahasiswa
dapat melakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi.
2
DASAR
TEORI
Sampel air sangat dibutuhkan untuk
hampir seluruh kejadian kasus penyakit. Sampel air dapat digunakan untuk
analisis kimia air seperti pH, oksigen, BOD,
total disolved solid, Amoniak, nitrat, nitrit, phosfat, logam berat,
residu pestisida dan lain-lain yang sangat mendukung dalam diagnosa penyakit.
Ph, oksigen dan suhu sebaiknya diperiksa secara langsung di lokasi karena
kemungkinan akan terjadi perubahan selama proses transportasi. Jumlah sampel
yang diperlukan yang diperlukan untuk analisis ph dan oksigen sedikitnya
sebanyak 300 ml serta tidak mengandung gelembung udara di dalamnya. Botol
sampel kemudian ditutup rapat, disegel dan ditutup dengan alumunium foil agar
terhindar dari cahaya matahari. Untuk pemeriksaan nitrat, nitrit dan amonium,
harus diperiksa dengan segera atau dibekukan secepatnya karena senyawa ini
memliki ion yang labil. 20 ml sampel cukup untuk ketiga uji ini dan jangan
mengisi botol sampel secara penuh.
Sampel air juga digunakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi dan kelimpahan mikroalga. Sedikitnya diperlukan air
sebanyak 200 ml untuk analisis mikrobiologi. Sampel di simpan dalam suhu 40C
dan diperiksa dalam kurun waktu 24 jam. Botol sampel untuk pemeriksaan
mikrobiologi harus memiliki tutup yang rapat untuk menghindari kontaminasi dan
tahan terhadap proses sterilisasi. Sampel untuk analisis kelimpahan alga dapat
dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengambilan sampel harus
mewakili berbagai tingkat kedalaman perairan. Sedikitnya diperlukan sampel
sebanyak 1 L air untuk analisis alga secara kunantitatif. Lakuakn analisis
secepatnya selama organisme masih hidup. Apabila tidak dapat melakuakn pemeriksaan secepatnya,
lakukan pengawetan/ preservasi sampel menggunakan 3% phosphat buffered
glutaraldehyde, 2% formalin atau larutan lugol (100g Kl, 1000 ml aquades, 50 g
kristal iodine dan 100 ml asam asetat gladal).
Persiapan, pengambilan dan
penyimpanan sampel air berbeda tergantung pada jenis analisis yang diperlukan.
Botol sampel yang digunakan untuk pengambilan sampel air biasanya berbahan
polyethylene. Terdapat 4 tipe persiapan sebelum melakukan pengambilan sampel
air, yaitu:
1. Pencucian
dan pembilasan botol sampel dengan air yang akan diambil sampelnya. Hal ini
berfungsi untuk meminimalisir kontaminasi sampel dari dalam kontainer.
Perlakuan ini dilakuakan untuk analisis TDS, TSS, DO dan BOD.
2. Pencucian
dengan menggunakan cairan yang bersifat asam untuk analisis logam berat pada
sampel.
3. Pencucian
menggunakan larutan organik misalnya hexane untuk analisis hydrocarbon dan
residu pestisida.
4. Sterilisasi
botol sampel untuk analisis mikrobiologi. Untuk analisis mikrobiologi,
pestisida dan logam berat, jangan melakukan pencucian botol sampel dengan air
yang akan diambil sampelnya.
Untuk melakukan pengambilan sampel air, diusahakan
jangan terdapat gelembung udara pada sampel, lindungi sampel dari cahaya untuk
analisis oksigen, BOD dan pestisida dengan menggunakan botol berwarna gelap
atau menutupnya dengan menggunakan alumunium foil.
3
ALAT
dan BAHAN
1. Krustang
2. Lampu
spritus
3. Botol
sampel biasa
4. Botol
sampel dengan pemberat
5. Tali
6. Kapas
7. Korek
api
8. Label
9. Alat
tulis
4
CARA
KERJA
a. Pengambilan
sampel air kran
1) Memilih
kran yang paling sering digunakan.
2) Membuka
kran dan membiarkan air mengalir selama 2-3 menit atau dalam waktu yang
dianggap cukup untuk membersihkan pipa persil, menyesuikan dengan jarak sumber
air. Kemudian kran dimatikan.
3) Mensterilkan
mulut kran dengan cara memanaskan/ membakar mulut kran dengan spritus. Jika
mulut kran terbuat dari plastik, cara mensterilkan dengan megusapkan alkohol.
4) Kemudian
mengalirkan kran kembali, lalu mengisi air ke dalam botol sampel sampai
volume botol atau minimal 100 ml. Sebelum dan
sesudah mengambil mulut botol disterilkan secara aseptik.
5) Setelah
itu, diberi kertas label yang berisikan data-data: nama pengirim, alamat
pengirim, tanggal dan jam pengambilan sampel, jenis sampel serta jenis
pemeriksaan.
b. Pengambilan
sampel air sumur
1) Membuka
kertas yang membumgkus botol sampel dengan pemberat yang steril secara aseptis
dengan memegang botol di bagian bawah yang masih ada kertas bungkusnya sehingga
tangan tidak bersentuhan dengan botol.
2) Kemudian
membuka tali dan menurunkan botol pelan-pelan sampai mulut botol masuk dalam
air minimal 10 cm dari permukaan (bila kedalaman air memungkinkan).
3) Setelah
terisi penuh, mengangkat botol dan membuang air sampai volume menjadi
volume botol (lebih dari 100 ml).
4) Kemudian
menutup botol secara aseptis serta memberi label.
5
HASIL
PENGAMATAN
Di dapatkan sampel air kran dan air
sumur yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan mikrobiologis.
6
PEMBAHASAN
Didapatkan hasil sampel air kran dan air
sumur yang memenuhi syatar untuk pemeriksaan selanjutnya karena pengambilan
sampel dilakukan secara benar dan aseptis. Botol dan mulut kran disterilkan
terlebih dahulu dan pengambilan air sumur secara hati-hati dengan mengusahakan
botol tidak menyentuh dinding sumur serta pemegangan botol secara benar yang
artinya botol jangan sampai tersentuh tangan melainkan dipegang di bagian bawah
botol, bertujuan untuk menghindari kontaminasi dengan bakteri lain. Dan
pengambilan air dengan volume
dari volume botol atau masih cukup udara di
dalam botol bertujuan untuk mencampur rata sampel sebelum pemeriksaan.
7
KESIMPULAN
1. Pengambilan
sampel adalah mengumpulkan sejumlah volum atau bagian yang akan diteliti,
dengan jumlah sekecil mungkin, tapi masih mewakili (representatif) yaitu masih
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan populasi.
2. Kunci
keberhasilan dalam melakukan pengambilan sampel sampel adalah sterilisasi
alat-alat, dilakukan secara aseptis agar terhindar dari kontaminan.
3. Pemberian
label sangat penting dalam pengambilan sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar